Kunci Kemandirian Bangsa Ada di Dompet Gen Z
Di mana pun kita beradaādi media sosial, obrolan kantor, bahkan di lingkungan keluargaāisu utang pinjaman online (pinjol) seolah tak pernah hilang. Namun, ada satu fakta yang sangat mengkhawatirkan: Generasi Z, yang seharusnya menjadi mesin penggerak ekonomi, kini paling banyak terjerat.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan lonjakan dramatis kasus kredit macet di kalangan anak muda. Ini bukan lagi sekadar masalah individu. Fenomena ini adalah sinyal bahaya yang harus kita pahami sebagai tantangan nyata bagi cita-cita besar kita: Gerakan Mandiri Bangsa.
Dari Gaji Habis untuk Bunga
Mengapa anak muda begitu rentan? Masalahnya terletak pada kombinasi: Gaya hidup yang mengejar tren dan kemudahan akses finansial instan.
Gen Z hidup di era di mana Fear of Missing Out (FOMO) menjadi pendorong utama. Dorongan untuk “tidak ketinggalan” pengalamanāseperti tiket konser, traveling, atau gadget terbaruāmembuat pengeluaran untuk gaya hidup melonjak tajam.
Sayangnya, hasrat ini sering kali jauh lebih besar daripada kemampuan finansial mereka yang masih merintis karier. Saat kebutuhan mendesak, tawaran pinjol datang. Uang pinjaman pun digunakan untuk hal-hal konsumtifāhabis tak bersisaābukan untuk hal yang produktifāyang menghasilkan pendapatan kembali.
Ketika utang macet, banyak yang memilih jalan pintas terburuk: “gali lubang tutup lubang”. Inilah lingkaran setan yang membuat utang kecil melompat jadi puluhan juta, menghabiskan gaji bulanan hanya untuk membayar bunga. Energi, waktu, dan pikiran mereka terkuras habis, bukan untuk berkarya, melainkan untuk melunasi tagihan.
Keterkaitan Dompet dan Kedaulatan
Gerakan Mandiri Bangsa adalah upaya kolektif agar Indonesia berdaulat dan tidak bergantung pada pihak luar. Kemandirian ini tidak hanya urusan politik atau militer, tetapi juga urusan ketahanan ekonomi rakyatnya.
Kita harus menyadari bahwa kunci kemandirian bangsa ada di dompet Gen Z.
Jika jutaan anak muda terikat dalam jeratan utang konsumtif, mereka kehilangan daya untuk berinovasi dan membangun ekonomi baru. Mereka menjadi rapuh, dan energi kolektif bangsa pun ikut melemah. Bangsa yang mandiri harus memiliki rakyat yang berdaulat atas keuangannya sendiri.
Peta Jalan Menuju Dompet yang Berdaulat
Maka, sudah saatnya kita berhenti fokus pada kepanikan utang dan mulai membangun Kedaulatan Finansial. Kedaulatan berarti punya kendali penuh atas uang kita, tidak didikte oleh tagihan.
Berikut adalah peta jalan sederhana bagi Gen Z untuk memimpin misi ini:
Hentikan Utang Konsumtif, Fokus Produktif: Gunakan pinjaman (jika memang diperlukan) sebagai alat untuk hal yang produktif, seperti modal usaha kecil atau peningkatan skill. Uang pinjaman harus menghasilkan uang, bukan menghabiskannya.
Patuhi Aturan Emas 30 Persen: Sebagai benteng pertahanan, total cicilan utang bulanan Anda tidak boleh melebihi 30% dari total pendapatan. Ini adalah batas aman agar Anda tetap bisa menabung dan hidup tenang.
Literasi Di Atas Segalanya: Pelajari bunga, denda, dan risiko. Selalu gunakan platform legal yang terdaftar di OJK. Jangan pernah percaya pada solusi instan seperti “Joki Galba” karena itu hanya modus penipuan.
Jaga Reputasi Kredit: Jangan pernah abaikan tagihan. Segera ajukan restrukturisasi jika kesulitan bayar (langsung ke platform legal). Ingat, rekam jejak Anda di SLIK OJK adalah cermin kesehatan finansial Anda di masa depan.
Kemandirian sejati bukan soal bisa meminjam uang dengan mudah, melainkan soal mampu mengelola uang dengan bijak dan bebas dari keharusan meminjam.
Kepada Generasi Z, inilah seruan untuk mengambil peran penting. Dengan menyehatkan dompet pribadi, Anda secara langsung berkontribusi pada kekuatan ekonomi nasional. Mari kita jadikan Gen Z sebagai pelopor yang memimpin misi besar kita bersama: Mewujudkan Gerakan Mandiri Bangsa yang dimulai dari dompet yang berdaulat dan kepala yang cerdas (sty)
