gerakanmandiri.com

Yandra Doni: Demokrasi Harus Dimulai dari Bawah, Bukan dari Titah Atas

Tangsel, 16 Juni 2025 — Bagi sebagian orang, politik adalah urusan elite. Namun bagi dr. Yandra Doni, yang akrab disapa Babeh, politik sejati justru lahir dari bawah—dari suara rakyat, dari pengalaman nyata di lapangan, dan dari mereka yang sehari-hari berhadapan langsung dengan persoalan masyarakat.

Dalam sebuah forum dialog publik, Babeh menyampaikan pandangannya secara lugas mengenai kondisi politik saat ini yang dinilai terlalu dikendalikan dari atas. Menurutnya, pola top-down yang masih dominan telah menyempitkan ruang partisipasi masyarakat dalam menentukan arah bangsa.

“Kita bukan lagi hidup di zaman kerajaan. Kalau semua keputusan hanya datang dari elite pusat, lalu apa gunanya pengurus di daerah? Apa fungsinya rakyat?” tegasnya.

Politik Sehat Harus Tumbuh dari Akar

Menurut Yandra, sistem politik yang sehat adalah yang memberi ruang bagi semua pihak untuk berpartisipasi aktif, tidak hanya sebagai pelengkap administrasi. Ia menyoroti pentingnya keterlibatan struktur paling bawah dalam setiap proses pengambilan keputusan, agar kebijakan yang lahir benar-benar mewakili kebutuhan dan harapan masyarakat.

“Kalau semua cuma disuruh ikut, tanpa diberi ruang bicara, maka sistem itu bukan demokratis, tapi sentralistik. Dan itu tidak sehat untuk masa depan bangsa,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa rekrutmen kepemimpinan seharusnya tidak didasarkan pada kedekatan atau kekuatan modal, melainkan pada kapasitas dan integritas personal. Bila tidak, ruang-ruang strategis dalam pemerintahan akan terus diisi oleh mereka yang jauh dari persoalan rakyat.

Demokrasi Perlu Dikawal Suara Kritis

Babeh Yandra Doni juga menyoroti kecenderungan melemahnya suara-suara oposisi dan kritik di parlemen. Menurutnya, hal ini berbahaya karena bisa membuat kebijakan publik berjalan tanpa pengawasan memadai.

“Kalau semua partai hanya mengangguk, yang rugi rakyat. Demokrasi yang kehilangan suara kritis itu seperti rumah tanpa pintu darurat,” katanya.

Pendidikan dan Karakter: Fondasi Bangsa

Tak hanya soal sistem politik, Babeh juga menyoroti masalah pendidikan nasional. Menurutnya, banyak persoalan bangsa—termasuk korupsi—berakar dari krisis karakter yang tidak tersentuh oleh sistem pendidikan saat ini.

“Kita ini kurang ajar dalam arti sebenarnya—kurang diajarkan jujur, tanggung jawab, dan malu saat salah. Sekolah sibuk ngejar nilai, tapi lupa bangun hati,” tuturnya.

Gerakan Perubahan Sosial Dimulai dari Keberanian Bicara

Dalam penutupan, Yandra menekankan bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika ada keberanian untuk jujur dan bicara dari posisi yang tidak nyaman. Ia mengajak semua pihak untuk kembali ke nilai-nilai dasar demokrasi: mendengarkan, melibatkan, dan memperjuangkan suara rakyat.

“Kita ingin buktiin bahwa politik itu bisa jujur, bisa bermartabat, dan bisa dimulai dari orang biasa yang punya mimpi luar biasa buat negaranya,” tutupnya.

Pernyataan Yandra Doni mendapat respons hangat dari peserta diskusi, khususnya generasi muda yang mulai kritis terhadap cara kerja sistem politik saat ini. Banyak yang menilai pandangannya sebagai napas segar dalam diskusi kebangsaan yang mulai kehilangan arah.

http://gerakanmandiri.com

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*