gerakanmandiri.com

Rekrutmen Politik Rusak: Ketika Uang Mengalahkan Integritas

Oleh: Dr. Yandra Doni – Ketua Bidang Politik Partai Gema Bangsa

Salah satu kerusakan paling nyata dalam politik kita hari ini adalah soal rekrutmen. Siapa yang maju jadi caleg, siapa yang jadi calon kepala daerah, siapa yang duduk di komisi ini atau itu—semua seringkali bukan ditentukan oleh kualitas, tapi oleh kedekatan dan kemampuan “menyetor”.

Akhirnya, politik berubah jadi pasar bebas. Bukan tempat memperjuangkan gagasan, tapi ladang transaksional yang ujung-ujungnya melahirkan orang-orang yang salah duduk di tempat yang penting.

Saat Kursi Politik Jadi Komoditas

Kita tahu, banyak yang rela membayar mahal demi “mendapat tiket” dari partai. Entah itu untuk posisi strategis, atau hanya sekadar bisa masuk daftar caleg. Akibatnya? Ketika terpilih, orientasinya bukan lagi melayani rakyat, tapi mengembalikan modal.

Korupsi dimulai dari sini. Karena logikanya sederhana: kalau politik dibuka dengan uang, maka cara mainnya pun pasti transaksional. Nilai-nilai seperti integritas, akhlak, dan kapasitas tak lagi punya ruang. Padahal seharusnya, itu fondasi utama dalam memilih pemimpin.

Sistem Top-Down Membuka Ruang Transaksi

Kenapa bisa terjadi? Karena sistem partai yang terlalu sentralistik. Ketika DPP adalah satu-satunya pintu masuk bagi calon, maka siapa yang dekat dengan pusat, dia yang diuntungkan. Suara dari bawah, termasuk DPD dan DPC, seringkali hanya jadi pendukung administratif.

Dengan sistem top-down seperti ini, wajar kalau banyak orang lebih memilih “mendekat ke elite” daripada “berjuang dari bawah”. Padahal, itulah awal matinya semangat kaderisasi dan pembusukan demokrasi dari dalam.

Gema Bangsa: Kembali ke Akar

Kami di Gema Bangsa memulai dari keyakinan bahwa politik bisa dijalankan dengan cara yang sehat. Bahwa kader harus dicetak, bukan dibeli. Bahwa kursi publik adalah amanah, bukan komoditas.

Kami menyiapkan sistem kaderisasi yang transparan dan terukur. Tidak ada ruang untuk transaksi. Yang kami butuhkan adalah orang-orang yang tumbuh bersama rakyat, paham realitas sosial, dan siap memperjuangkan aspirasi masyarakat—bukan memperjuangkan dirinya sendiri.

Menang Bukan Segalanya

Di Gema Bangsa, kami punya prinsip: menang atau kalah itu soal momentum. Tapi kualitas kader, itu soal komitmen. Bahkan mereka yang tidak terpilih tetap kami hargai dan beri peran. Karena partai ini dibangun atas kerja kolektif, bukan kerja satu orang.

Partai bukan tempat buang-buang kader. Justru sebaliknya, partai harus jadi rumah tumbuh—yang merawat, memperkuat, dan menghormati setiap perjuangan yang dilakukan dengan jujur.

Politik Harus Dibersihkan dari Uang

Kalau kita mau demokrasi yang sehat, kita harus mulai dari hulu—dari proses rekrutmen di partai. Kita harus tolak sistem yang menjadikan uang sebagai tiket masuk politik. Karena politik bukan tempat dagang, tapi ruang pengabdian.

Saatnya kita kembalikan integritas sebagai syarat utama kepemimpinan. Karena rakyat tidak butuh pemimpin yang mahal, tapi yang mau benar-benar bekerja untuk mereka.

http://gerakanmandiri.com

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*