Jalan Baru Politik Indonesia: Mengapa Gema Bangsa Lahir?
Oleh: Ahmad Rofiq, Ketua Umum Partai Gema Bangsa
Banyak yang bertanya, mengapa kami memilih jalan sulit: mendirikan partai politik baru di tengah keraguan publik terhadap institusi politik. Jawaban kami sederhana: karena tidak ada lagi jalan yang benar-benar mendengar rakyat. Karena partai-partai yang ada, dengan segala kekuatannya, terlalu sibuk mengurusi kekuasaan dan terlalu jauh dari kenyataan di bawah.
Kami melihat, yang rusak bukan sekadar wajah politik, tapi sistemnya. Politik Indonesia selama ini dijalankan secara top-down, sentralistik, dan transaksional. Aspirasi rakyat hanya diakomodasi di permukaan, tapi keputusan dibuat oleh segelintir elite di pusat kekuasaan. Padahal, demokrasi yang sehat harus tumbuh dari bawah—dari suara, kebutuhan, dan partisipasi rakyat itu sendiri.
Dari sinilah Gema Bangsa lahir. Bukan sebagai alternatif, tapi sebagai koreksi. Kami ingin memulai ulang cara berpolitik: dengan mendengarkan yang di bawah, mempercayai kemampuan kader lokal, dan memastikan bahwa partai ini tidak hanya milik elite, tapi benar-benar rumah bagi rakyat.
Kami tidak membangun Gema Bangsa hanya untuk ikut pemilu. Kami membangunnya untuk mengembalikan fungsi partai sebagai penyambung suara rakyat dan penjaga etika kekuasaan. Kami ingin partai politik kembali dihormati bukan karena kekuatannya di parlemen, tapi karena keteguhannya dalam berpihak pada rakyat.
Gema Bangsa membawa semangat desentralisasi dalam struktur internal, memberi ruang kepada daerah untuk menentukan arah politiknya sendiri. Kami menolak politik mahar, menolak sistem tertutup, dan menolak budaya politik instan. Karena kami tahu, hanya dengan kesabaran membangun dari bawah, kita bisa menciptakan perubahan yang tahan lama.
Ini bukan sekadar proyek politik. Ini adalah upaya memulihkan kepercayaan rakyat, menyambung kembali harapan yang terputus. Kami tahu kami belum besar, tapi kami punya keyakinan: bahwa suara rakyat—jika terus dijaga dan diperjuangkan—adalah kekuatan yang paling jujur dalam demokrasi.
Gema Bangsa hadir untuk menggemakan kembali suara yang lama dibungkam. Suara rakyat. Suara perubahan.